Kenapa
Guru Baik Sangat Disukai Anak - Anak
Untuk menjadi seorang guru yang baik tidaklah semudah
membalik sebuah telapak tangan. Selain diperlukan keikhlasan dan
ketulusan dalam berbagi ilmu dengan anak didiknya, guru juga harus dapat
membuat strategi bagaimana menciptakan iklim belajar yang
menyenangkan. Proses pembelajaran akan menyenangkan
bila guru dapat menjadi teladan bagi anak didiknya, cekatan dalam merespon
kebutuhan anak didik, siap kapanpun untuk diajak diskusi, terjalin komunikasi
yang efektif antara guru dengan anak didik dan dapat menjadi pendengar yang
baik atas persoalan belajar anak didiknya.
Menjadi guru yang baik bukan soal tentang sifat guru
tersebut baik, melainkan bagaimana guru mengatur irama pembelajaran.
Guru yang sifatnya baik pun akan marah bila perilaku anak didik tidak tertib.
Anak didik dikatakan tertib di kelas bila mengerjakan suatu aktivitas
atau kesibukan yang bermakna.
Banyak guru yang menginginkan anak didiknya tertib, lalu ia
memberikan soal-soal yang sulit dengan harapan si anak didik dapat sibuk dan
memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan soal tersebut. Sehingga
kelas akan tertib dan tenang, tidak menimbulkan kegaduhan atas perilaku anak
didik. Tetapi terkadang guru lupa, bahwa dalam satu kelas, tidak semua
anak didik memiliki kemampuan belajar yang sama. Sehingga hanya
anak yang perilakunya sudah baik saja yang mampu mengerjakan soal
tersebut, sedangkan anak yang perilakunya kurang baik, menjadi semakin
bingung, gelisah dan cepat bosan karena si guru memberikan soal sulit tanpa
memberikan jalan keluar. Situasi kelaspun menjadi tidak
tertib karena anak didik yang tidak mampu mengerjakan soal tersebut justru akan
membuat ulah. Ujung-ujungnya guru akan merasa gagal
mengajar anak didiknya di hari itu.
Oleh karena itu, seorang guru yang baik hendaklah dapat
membuat jam pelajaran berlangsung tanpa terasa. Baik guru dan
anak didik sama-sama merasakan kenikmatan dalam proses belajar
mengajar. Situasi belajar yang menyenangkan ini dapat
tercipta berkat kreatifitas dan usaha yang dilakukan oleh guru.
Banyak cara untuk menjadi seorang guru yang baik.
Sedangkan
menurut pakar pendidik yang biasa dipanggil pakde Sofa, bahwa seorang guru bagi
anak usia dini yang baik harus memiliki 14 kriteria sebagai berikut
1. Sabar
Seorang guru perlu memiliki
kesabaran yang tinggi dalam menghadapi anak didiknya.
Kesabaran merupakan suatu kondisi dimana seseorang dapat mengendalikan emosinya
ketika dihadapi suatu kondisi tertentu. Misalnya seorang guru
sering dihadapi dengan berbagai tingkah laku anak didik, yang terkadang tingkah
laku tersebut tidak menyenangkan, sulit diatur, membuat gaduh suasana kelas
sehingga berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
Kondisi ini tentunya akan memancing emosi guru untuk melakukan suatu tindakan
tertentu. Disinilah tantangan guru agar dapat tetap
bersabar menghadapi berbagai perilaku anak didiknya. Oleh karena
itu penting pula bagi guru agar memahami perilaku dan karakter tiap anak agar
guru dapat lebih bijaksana menangani tiap anak.
2. Penuh Kasih Sayang
Ketika berada di lingkungan sekolah, guru merupakan orang
tua bagi anak didiknya. Anak usia dini, relatif masih
sangat muda membutuhkan kasih sayang penuh dari orang tuanya, oleh karena itu
peran guru sebagai orang tua di sekolah harus mampu memberikan kasih sayang
tulus kepada semua anak didiknya, selalu memperhatikan kesulitan yang dihadapi
anak didik, sehingga anak akan merasa aman, tenang dan bahagia, seperti
mereka mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya di rumah.
Bila guru mampu melakukan hal ini maka anak didik akan merasa senang ketika
dekat dengan gurunya.
3. Penuh Perhatian
Seorang guru yang baik harus memiliki sifat penuh perhatian
kepada anak didiknya. Artinya bahwa guru harus peka melihat
segala sesuatu perubahan yang terjadi pada anak didiknya.
Misalnya ketika seorang anak yang biasanya ceria dan semangat belajar di kelas,
suatu waktu anak tersebut menjadi sensitif, mudah menangis dan tidak semangat
belajar. Guru yang penuh perhatian tentunya akan mengetahui
perubahan tersebut dan berusaha mencari tahu penyebabnya serta membantu mnecarikan
solusi atas permasalahan yang dihadapi si anak didik.
4. Ramah
Guru yang baik hendaknya selalu menunjukkan perilaku yang
menyenangkan bagi orang lain. Ketika masuk ke dalam kelas,
sebaiknya berikan senyuman kepada seisi kelas, jangan bermuka masam, cemberut
dan berkesan galak. Kemudian sapa seluruh anak didik dengan ramah dan
ucapkan salam kepada mereka. Buat anak didik merasa nyaman
dengan kehadiran guru di dekat mereka, sehingga mereka merasa tidak cemas dan
tidak takut kepada sosok seorang guru. Melainkan guru dapat
dijadikan teman bahkan sahabat bagi anak didik.
5. Toleransi Trhadap
Anak
Toleransi merupakan suatu perilaku dimana guru tidak
memaksakan kehendak pada anak dan mau mengerti apa yang sedang dihadapi
anak. Contoh seorang guru sedang mengajar di dalam kelas dan
meminta anak untuk menggambar sesuai dengan tema binatang pada saat itu.
Adi ketika diminta untuk menggambar malah membuat gambar kapal terbang sesuai
dengan kesenangannya. Seorang guru yang memiliki sifat toleransi
akan memberi kesempatan pada Adi untuk menyelesaikan gambarnya, baru kemudian
meminta Adi untuk menggambar dengan tema binatang seperti anak-anak lainnya.
6. Empati
Empati merupakan suatu sifat dimana guru dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh anak didiknya. Contohnya ketika sedang
belajar di dalam kelas, Nadia terlihat murung dan tidak bergairah untuk
mengikuti kegiatan. Seorang guru yang memiliki sifat empati
tidak akan membiarkan anak didiknya sedih, guru akan mendekati Nadia dan
bertanya mengapa dia tidak mau mengikuti kegiatan seperti
teman-temannya. Apa yang dirasakan anak pada satu waktu
tertentu dapat dirasakan oleh gurunya pula. Sifat empati
perlu dimiliki guru agar guru memiliki rasa kepekaan terhadap apa yang dialami
atau dirasakan anak didik, sehingga dengan sifat seperti itu guru dapat
membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.
7. Penuh Kehangatan
Guru yang memiliki sifat penuh kehangatan ditandai dengan
kemampuan menciptakan suasana yang penuh dengan keriang gembiraan, bebas dari
rasa takut dan cemas. Suasana seperti ini dapat diciptakan guru dalam kondisi
dan waktu apapun. Anak tidak takut dengan guru yang penuh kehangatan dan bahkan
anak merasa aman dan selalu ingin dekat dengan gurunya.
8. Menerima Anak Apa Adanya
Setiap anak yang belajar di taman kanak-kanak terlahir dari
keluarga yang berbeda dan anak memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Guru
tidak dapat menyamakan anak dan memperlakukan sama pada semua anak karena
setiap anak punya sifat dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru
perlu menerima anak apa adanya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Seringkali guru lebih menyenangi anak yang bermuka
cantik atau tampan, kaya, pandai, lucu dan menyenangkan. Padahal
setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Guru yang memperlakukan anak
berbeda karena lebih senang pada anak tertentu dapat mengakibatkan anak merasa
tidak diperhatikan, tidak disayangi atau merasa dianak
tirikan. Guru tidak bertindak untuk satu anak tetapi guru
berperan untuk
semua anak, oleh karenanya guru harus dapat menerima anak apa adanya.
semua anak, oleh karenanya guru harus dapat menerima anak apa adanya.
9. Adil
Adil merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru
sebagai pembimbing. Guru yang adil adalah guru yang tidak
membeda-bedakan anak, semua anak diperlakukan sama.
Contohnya, Febi merupakan anak seorang dokter yang lucu dan periang, setiap
tingkah lakunya membuat orang lain senang. Ibu guru kelasnya
sangat menyayangi Febi dan sering kali bersikap terlalu berlebih terhadap
Febi. Di depan anak-anak lainnya Febi diperlakukan istimewa, selalu
didahulukan bila ada kegiatan tertentu. Sikap guru seperti ini
merupakan sikap yang tidak adil karena guru menganakemaskan seorang anak tanpa
memperhatikan anak yang lain. Seharusnya guru memperlakukan sama pada semua
anak walaupun anak lain tidak selucu dan seperiang Febi.
Dan masih banyak lagi
sikap – sikap yang harus dimiliki seorang guru agar disukai oleh anak – anak.
Selain sikap –sikap Seorang guru juga harus mempresiapkan segala sesuatunya
seperti strategi pembelajaran , metode, media dan seluruh komponen yang yang
harus di siapkan sebelum belajar. Sehingga ketika mengajar anak – anak senang
tidak membosankan belajar dengan guru yang penuh kreativitas juga baik akhlak
dan tingkah lakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar