Filsafat pendidikan konstruktivisme.
Menurut konstruktivisme, manusia
tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis.
Konstruktivisme memandang manusia bukanlah sebagai tabula rasa. Manusia tumbuh
aktif membangun sendiri pengetahuannya. Sumber pengetahuan berasal dari dunia
luar tetapi dikonstruksikan dari dalam diri individu. Dalam konstruktivisme
istilah pendidikan lebih diartikan sebagai mengajar, mengajar di sini bukan
berarti mentransfer pengetahuan melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Tujuan pendidikan konstruktivisme lebih
menekankan pada perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam sebagai hasil
konstruksi aktif si pelajar. Kurikulum sebagai program aktivitas di mana
pengetahuan dapat dikonstruksikan.
Menurut konstruktivisme tidak ada satu metode mengajar
yang tepat, guru disarankan untuk mengunakan berbagai metode mengajar.
Peran guru adalah sebagai mediator dan fasilitator dengan kurikulum yang
merupakan suatu program aktivitas yang berpusat pada masalah yang perlu
dipecahkan para siswa sehingga dengan demikian para siswa dapat mengkonstruksi
sendiri pengetahuannya.
Perenialisme
Merupakan suatu aliran dalam
pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata
perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai
suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang
menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis
adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai-nilai
atau prinsip prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh
pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar