Senin, 02 Januari 2017

Filsafat pendidikan konstruktivisme.
Menurut konstruktivisme, manusia tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Konstruktivisme memandang manusia bukanlah sebagai tabula rasa. Manusia tumbuh aktif membangun sendiri pengetahuannya. Sumber pengetahuan berasal dari dunia luar tetapi dikonstruksikan dari dalam diri individu. Dalam konstruktivisme istilah pendidikan lebih diartikan sebagai mengajar, mengajar di sini bukan berarti mentransfer pengetahuan melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Tujuan pendidikan konstruktivisme lebih menekankan pada perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam sebagai hasil konstruksi aktif si pelajar. Kurikulum sebagai program aktivitas di mana pengetahuan dapat dikonstruksikan.
Menurut konstruktivisme tidak ada satu metode mengajar yang tepat,  guru disarankan untuk mengunakan berbagai metode mengajar. Peran guru adalah sebagai mediator dan fasilitator dengan kurikulum yang merupakan suatu program aktivitas yang berpusat pada masalah yang perlu dipecahkan para siswa sehingga dengan demikian para siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
Perenialisme
Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar