Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut beberapa pakar pembelajaran, prinsip-prinsip umum pembelajaran
meliputi :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. mengapa
demikian ??? karena perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau
peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari, maka
peserta didik dapat mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat
masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan focus pada masalah
yang harus diselesaikan.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat
dengan minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap
sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya,Peserta didik yang merasa senang belajar Bahasa Inggris akan lebih senang
dan giat dalam belajara bahasa inggris. Karenanya Guru harus mampu menjadi
seorang motivator yang handal.
2. Keaktifan
Menurut pandangan psikologi, anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempuanyai dorongan untuk
berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri.
Oleh sebab itu,
banyak sekali peserta didik yang aktif dalam melakukan proses belajar, kektifan
tersebut tidak hanya berupa kegiatan fisik yang mudah diamati
maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik misalnya membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan
sebaginya. Kegiatan psikis misalnya membandingkan suatu konsep yang satu dengan yang lainnya, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.
3. Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Sebagaimana pendapat yang
dikemukakan oleh seorang filsof China Confocius Belajar harus dilakukan oleh
peserta didik itu sendiri dan tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun. Oleh sebab
itu, pembelajaran harus diciptakan secara unik dan menarik sehingga peserta
didik dapat mengikuti proses belajarnya dan dapat melihat, serta mencobanya
langsung bukan hanya sekedar mendengarkan, sehingga menjadikannya sebagai
pengalaman yang tidak bisa dilupakannya, dan akan menjadi suatu ilmu dalam
jangka waktu yang panjang.
, bahwa: Apa yang saya dengar,
saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Dan apa yang saya lakukan saya
paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengatahui betapa pentingnya
keterlibatan langsung dalam pembelajaran.
4. Pengulangan
Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan
“bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam
dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi
juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah
dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa
belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan
terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.
5. Tantangan
Bahan belajar yang baru, inovatif, kreatif dan
menantang akan membuat peserta didik tertantang dan dengan sendirinya mereka
akan lebih giat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Sehingga penggunaan metode
eksperimen, inquiri, discovery sangatlah penting untuk diterapkan dalam
pembelajarannya. Untuk itu ciptakan pembelajaran yang unik, kretif, inovatif
dan menantang.
6. Balikan dan Penguatan
Balikan dan Penguatan sangatlah penting untuk dilakukan terhadap peserta
didik. Karena ketika mereka melakukan suatu perbuatan yang berefek baik maka
mereka akan dengan sendirinya mengulanginya lagi, dan apila mereka melakukan
perbuatan yang berefek jelek, mereka akan dengan sndirinya meninggalkannya.
Misalnya peserta didik mendapatkan hasil ulangan yang baik, maka ketika
mengetahuai hasil ulangannya baik, mereka akan dengan sendirinya belajar dengan
semangat dan lebih giat lagi.
Namun, kadangkala dorongan belajar itu tidak saja dari
penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dalam memperkuat belajar. Misalnya peserta didik
mendapatkan hasil ulangan yang jelek, maka ketika mengetahuai hasil ulangannya
jelek, mereka akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelasmereka akan terdorong untuk belajar yang lebih giat. Disini nilai jelek dan takut
tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang
disebut penguatan negatif.
7. Perbedaan Individual
Peserta didik merupakan makhluk individu yang unik yang mempunyai ciri khas
masing-masing. seperti berbeda minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap,
mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan
keadaan orang tuanya. Oleh sebab itu, guru harus memahami perbedaan peserta
didik secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan
perbedaannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar