Senin, 02 Januari 2017


Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut beberapa pakar pembelajaran, prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. mengapa demikian ??? karena perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari, maka peserta didik dapat mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan focus pada masalah yang harus diselesaikan.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya,Peserta didik yang merasa senang belajar Bahasa Inggris akan lebih senang dan giat dalam belajara bahasa inggris. Karenanya Guru harus mampu menjadi seorang motivator yang handal.
2. Keaktifan
Menurut pandangan psikologi, anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempuanyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri.
Oleh sebab itu, banyak sekali peserta didik yang aktif dalam melakukan proses belajar, kektifan tersebut tidak hanya berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik misalnya membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya membandingkan suatu konsep yang satu dengan yang lainnya, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.
3. Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof China Confocius Belajar harus dilakukan oleh peserta didik itu sendiri dan tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun. Oleh sebab itu, pembelajaran harus diciptakan secara unik dan menarik sehingga peserta didik dapat mengikuti proses belajarnya dan dapat melihat, serta mencobanya langsung bukan hanya sekedar mendengarkan, sehingga menjadikannya sebagai pengalaman yang tidak bisa dilupakannya, dan akan menjadi suatu ilmu dalam jangka waktu yang panjang.
, bahwa: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengatahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran.
4. Pengulangan
Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan “bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.
5. Tantangan
Bahan belajar yang baru, inovatif, kreatif dan menantang akan membuat peserta didik tertantang dan dengan sendirinya mereka akan lebih giat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Sehingga penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery sangatlah penting untuk diterapkan dalam pembelajarannya. Untuk itu ciptakan pembelajaran yang unik, kretif, inovatif dan menantang.
6. Balikan dan Penguatan
Balikan dan Penguatan sangatlah penting untuk dilakukan terhadap peserta didik. Karena ketika mereka melakukan suatu perbuatan yang berefek baik maka mereka akan dengan sendirinya mengulanginya lagi, dan apila mereka melakukan perbuatan yang berefek jelek, mereka akan dengan sndirinya meninggalkannya. Misalnya peserta didik mendapatkan hasil ulangan yang baik, maka ketika mengetahuai hasil ulangannya baik, mereka akan dengan sendirinya belajar dengan semangat dan lebih giat lagi.
Namun, kadangkala dorongan belajar itu tidak saja dari penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dalam memperkuat belajar. Misalnya peserta didik mendapatkan hasil ulangan yang jelek, maka ketika mengetahuai hasil ulangannya jelek, mereka akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelasmereka akan terdorong untuk belajar yang lebih giat. Disini nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.
7. Perbedaan Individual
Peserta didik merupakan makhluk individu yang unik yang mempunyai ciri khas masing-masing. seperti berbeda minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Oleh sebab itu, guru harus memahami perbedaan peserta didik secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar