Senin, 02 Januari 2017


Pengaruh  Kesehatan Terhadap Kualitas SDM
Tingkat kesehatan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Salah satu landasan penting dari kesehatan ini adalah nilai gizi yang di konsumsi oleh individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.
Selama tiga pancawarsa, meskipun relatif kecil, konsumsi kalori per kapita orang Indonesia mengalami kenaikan, terutama beras. Lebih dari 60% bahan makanan yang dikonsumsi terdiri atas padi-padian dan gula. Sedangkan protein, seperti :  daging, telur, susu dan ikan hanya mencapai 2,1% (1974) sampai 2,5% (1991). Padahal protein ini merupakan unsur pembangunan pertumbuhan fisik manusia yang mempengaruhi perkembangan intelektual. Empat sehat lima sempurna yang menjadi konsep kesehatan di Indonesia, masih belum terlaksana dengan baik. Konsumsi susu perkapita per tahun dibawah 0,5%. Untuk kelompok ekonomi kuat yang jumlahnya sangat kecil, barangali telah mendekati sempurna (empat sehat lima sempurna). Kalau diingat, luas wilayah Indonesia yang lebih dari 60% terdiri atas laut, merupakan sumber protein hewani yang potensial kaya. Kenyataan tersebut merupakan kontradiksi dengan konsumsi ikan yang rata-rata kurang dari 1% dari seluruh bangan pangan yang dikonsumsi. Atas dasar kenyataan itu, kita wajib membangkitkan kembali “citra, cinta dan kebanggaan bahari”, bukan hanya sekedar slogan, namun bagaiman ameningkatkan kemempuan IPTEK kebaharian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, masyarakat, daerah, bangsa dan negara dari aset kelautan yang menjadi milik potensial bangsa Indonesia. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari penguasaan IPTEK kelautan dan perikanan yang masih tertinggal, nelayan kita Indonesia sebagian besar masih merupakan nelayan tradisional. Sdangkan panjang pantai kepulauan Nusantara ini sama dengan keliling dunia.hal atau lebig tegas lagi masalah itu menuntut kepedulian kitasemua terutama dalam meningkatkan daya guna perairan laut sebagai sumber daya, baik yang menyangkut sumber daya hayati dan non hayati maupun sebagai sumber energi.
Dalam hal konsumsi kalori per kapita per hari, indonesia menduduki peringkat ke 7 dengan konsumsi 2.650 (1990), sedangkan menurut indikator kesejahteraan rakyat (1992), pada tahun 1991 telah mencapai 2,752 kalori, peringkatnya sudah lebih baik dari kedudukan malaysia dan cina. Namun demikian, data tersebut belum memberkan gambaran yang pasti dan meyakinkan karena kita tidak bisa mengetahui besar metode dan pendekatan yang diterapkan. Yang wajib kita perhatikan disini berkenaan dengan pengaruh yang dominan bahan pangan tenteng pertimbangan dan nilai gizi terhadap kesehatan serta kualitas SDM pada umumnya mengenai perimbangan “empat sehat lima sempurna” dan nilai gizinya masih harus diupayakan dan diperjuangkan melaluipenyadaran masyarakat terhadap kedudukan gizi terhadap kualitas SDM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar