Pengaruh Kesehatan Terhadap Kualitas SDM
Tingkat
kesehatan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Salah satu
landasan penting dari kesehatan ini adalah nilai gizi yang di konsumsi oleh
individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.
Selama tiga
pancawarsa, meskipun relatif kecil, konsumsi kalori per kapita orang Indonesia
mengalami kenaikan, terutama beras. Lebih dari 60% bahan makanan yang
dikonsumsi terdiri atas padi-padian dan gula. Sedangkan protein, seperti : daging, telur, susu dan ikan hanya mencapai
2,1% (1974) sampai 2,5% (1991). Padahal protein ini merupakan unsur pembangunan
pertumbuhan fisik manusia yang mempengaruhi perkembangan intelektual. Empat
sehat lima sempurna yang menjadi konsep kesehatan di Indonesia, masih belum terlaksana
dengan baik. Konsumsi susu perkapita per tahun dibawah 0,5%. Untuk kelompok
ekonomi kuat yang jumlahnya sangat kecil, barangali telah mendekati sempurna
(empat sehat lima sempurna). Kalau diingat, luas wilayah Indonesia yang lebih
dari 60% terdiri atas laut, merupakan sumber protein hewani yang potensial
kaya. Kenyataan tersebut merupakan kontradiksi dengan konsumsi ikan yang
rata-rata kurang dari 1% dari seluruh bangan pangan yang dikonsumsi. Atas dasar
kenyataan itu, kita wajib membangkitkan kembali “citra, cinta dan kebanggaan
bahari”, bukan hanya sekedar slogan, namun bagaiman ameningkatkan kemempuan
IPTEK kebaharian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga,
masyarakat, daerah, bangsa dan negara dari aset kelautan yang menjadi milik
potensial bangsa Indonesia. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari penguasaan
IPTEK kelautan dan perikanan yang masih tertinggal, nelayan kita Indonesia
sebagian besar masih merupakan nelayan tradisional. Sdangkan panjang pantai
kepulauan Nusantara ini sama dengan keliling dunia.hal atau lebig tegas lagi
masalah itu menuntut kepedulian kitasemua terutama dalam meningkatkan daya guna
perairan laut sebagai sumber daya, baik yang menyangkut sumber daya hayati dan
non hayati maupun sebagai sumber energi.
Dalam hal
konsumsi kalori per kapita per hari, indonesia menduduki peringkat ke 7 dengan
konsumsi 2.650 (1990), sedangkan menurut indikator kesejahteraan rakyat (1992),
pada tahun 1991 telah mencapai 2,752 kalori, peringkatnya sudah lebih baik dari
kedudukan malaysia dan cina. Namun demikian, data tersebut belum memberkan
gambaran yang pasti dan meyakinkan karena kita tidak bisa mengetahui besar
metode dan pendekatan yang diterapkan. Yang wajib kita perhatikan disini
berkenaan dengan pengaruh yang dominan bahan pangan tenteng pertimbangan dan
nilai gizi terhadap kesehatan serta kualitas SDM pada umumnya mengenai
perimbangan “empat sehat lima sempurna” dan nilai gizinya masih harus
diupayakan dan diperjuangkan melaluipenyadaran masyarakat terhadap kedudukan gizi
terhadap kualitas SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar